Minggu, 13 Mei 2012

CINTA

bagaimana mungkin kau mengusirnya dari hatimu
bukankah waktu itu kau biarkan cinta menghampirimu
dan menghempaskanmu hingga kau terjatuh
kedalam bara asmara
hingga terluka
bahkan cinta lalu membuatmu membeku
dalam kubangan rindu
mengapa ?
mengapa tak kau biarkan saja waktu itu
ketika cinta berlalu dihadapanmu
hanya karena sepotong senyum yang terlempar
tepat dijantungmu
mengapa ?
...

Hari Hari, Kau dan Puisiku

entah mengapa disetiap waktu yang kulalui
selalu aku berpikir tentangmu
selalu membawa bayangmu untuk menemaniku
dimanapun adanya diriku
dan aku takut...
aku takut kegilaan ini hanya ada padaku
hanya disetiap waktuku
tak pernah ada padamu dan disetiap waktumu
ah...maafkan aku meski aku belum tahu
bagaimana nanti hari esokku
maafkan aku yang selama ini selalu
mencuri bayangmu
...

MASIH TENTANG PEJALAN SUNYI

aku masih disini diam dan berhenti
menatap sepanjang jalan yang telah aku lalui
menatap jejak jejak langkah
menatap dan membaca begitu banyak cerita
yang telah terukir disana
entahlah...
apa yang sebenarnya saat itu aku cari
bahkan hingga saat ini
bahkan hingga saat aku harus melangkah lagi
menelusuri sisa perjalanan
hidupku
...

Selasa, 27 Maret 2012

hampa dan membatu

biarlah detik detik terus berlalu hampakan hari hariku
mempertanyakan batas kesanggupanku
bercengkerama dan lalui waktu
bila harus tanpamu...
setidaknya sampai aku menyaksikan sang waktu
meluluh lantakkan janji hati
yang pernah kita tancapkan di batu batu
pada masa lalu
...

mengganti ?

adakalanya lebih baik memperbaiki
dari pada harus memulai lagi
namun bila selalu hanya buat resah di hati
apalagi yang sanggup mengobati
selain mengganti
...

haruskah kau pun kini menjadi bara ?

di manakah kamu yang dulu tiada bosan
sejukkan hatiku ketika seringkali bara memanggangku
di manakah embun selimut malam malamku
yang tiada jenuh meski setiap pagi
panas mentari meluruhkanmu ke bumi
kau pun selalu hadir kembali
membaluriku...
saat malam telah menaklukkan angkuhnya siang
yang tertunduk di kaki senja
di manakah kamu yang meski aku tercekik
terus memanggilmu ?
...

mengapa kau ragu ?

lantas mengapa dulu kau begitu yakin telah memiliki ?

karena bila sesungguhnya itu cinta sejatimu
seperih ªPª pun ketika duka menyayatnya
∂a̲̅n sejuta badai yªήğ tiada henti menerpanya
aku percaya...
semua itu tak akan mampu mengusirnya
dari hidupmu
...