Selasa, 28 Desember 2010

dia itu orang gila ?

pelan dia berjalan
mengukur panjang jalanan tak berujung
tatapan matanya kosong
tiada harapan
meski dengan membawa gembolan
yang entah apa isinya
terus melangkah dia sendirian
terkadang tertawa terbahak bahak
tak mengerti apa yang membuatnya bahagia
lalu menangis tersedu sedu
pun tak tahu pula apa yang membuatnya terharu
dan terkadang berguman
dengan suara yang nyaris tak terdengar
sambil terus dia berjalan
tanpa tujuan
...

Senin, 20 Desember 2010

diam

diam itu bukan bisu
bukan pula aku tak berbicara
karena dalam diam menyimpan berjuta makna
dan berjuta alasan pula
untuk tak bisa mengungkapkannya
dalam wujud suara
atau pun rangkaian kata kata
menjelaskannya
...

Jumat, 17 Desember 2010

kau dihatiku

tahukah kamu ?
dalam hatiku ada terbagi ruang ruang
yang entah tersekat oleh apa
dan seberapa luas yang aku pun tak tahu
namun ada satu ruang
tempat kau aku semayamkan
yang tak siapa pun bisa menggantikannya
meski kau sendiri meronta
ingin melepaskan diri
...

Rabu, 15 Desember 2010

aku bagimu

seandainya aku terlahirkan sebelum kamu
aku adalah kakak yang ingin selalu membimbingmu
namun bila ada yang terlupa dariku
ingatkan aku

seandainya aku terlahirkan setelah kamu
aku adalah adik yang selalu butuh bimbinganmu
dan bila aku terlalu di dalam sikapku
juga ingatkan aku

dan bila kita tak mau membedakan kelahiran
tetap aku ingin menjadi sahabat dan pendampingmu
meski pun pendampingan itu
sebatas kata kata

Senin, 13 Desember 2010

perjalanan 061010

13.43

menyusuri jalan berdua denganmu
membelah siang yang terkadang angkuh

namun saat ini tak kutemukan itu dikotamu
tengah hari yang sejuk berpayung langit biru
cerah langit itu secerah suasana hati kita yang syahdu

berboncengan kita di motor hijau kesayanganmu
kau ajak aku menikmati perjalanan ini

takjubku saat melintasi hutan pinus
yang menambah atmosfer romantis
dan nun jauh disana gunung Panderman berdiri kokoh
menatap iri kemesraan kita yang berpadu

ketika dingin menyusup tubuhku
perlahan semakin kueratkan pelukanku
agar teraliri kehangatan cintamu

anganku melambung kala kupejam mataku
dan bersandar manja dipunggungmu
kudengar detak jantungmu menyenandungkan tembang asmaramu

kekasihku...
bawalah aku dalam perjalananmu
walau kesudut dunia yang tak berujung

tak akan pernah kulepas pelukanku
biar kunikmati kehangatan kasihmu
yang selama ini kurindu


:: Batu
OSD/061010

matahariku

lautan salju meneriakkan dingin berkepanjangan
menghantarkan harihariku yang seolah tak pernah menemukan warna
berkeliaran rasa yang tergigit gigil
menembus  dinding kalbu yang tak mungkin bisa mencair

langitku yang berminimalis hitam dan putih
tak mampu menghadirkan pelangi
begitu juga langit malamku
hanya bertumpuk kesepian diantara peraduan
 yang bergenit mengimingiku kemesraan
ku hanya mampu menggeliat semu
menatap kosong kisikisi ruang yang membisu

tak berkesudahan ku tulis berlembarlembar doa
terpanjat di malam malam yang setia bersunyi denganku
hingga pada titik titik kejemuan Tuhan pun mengulurkan tanganNYA
tuk menganugerahi sebuah rasa yang lama mati terkubur perih

dan di hari itu,dimalam itu
ada sebuah sentuhan lembut yang berbisik kasih padaku
seraya menyelipkan puspa mawar putih dihelaihelai rambutku
mimpikah aku...

saat pagi tengah menggelitik lelapku
kusadar ada wangi bunga yang tersisa di lubuk hatiku

ku terperanjat,dan segera ku beranjak
ada cahaya putih yang makin menghangatiku
ku cari darimana cahaya itu membias
oh..ternyata dari langit kelamku

aku yakin inilah kirimanMU
Inilah jawaban atas doa doaku
terimakasihku padaMU yang tak terkira untukMU
Kau titipkan rasaku padanya tanpa pernah kuduga

temani aku matahariku..
melewati waktu berdua dan memaknai hidup menjadi lebih indah
 
OSD/260910/aL

mawar putihku

kau seperti hujan
yang bisa memberi irama gerimis di helai daunku
dan angin yang sanggup melambaikan aku
mungkin karena itulah
yang menjadikan untaian sajakku
padamu...


Photo Cube

Sabtu, 11 Desember 2010

aku dalam doaku

Tuhan...
aku manusia yang tumpul
dalam memahami arti hidup dan kehidupan
di jagad raya ciptaanMu
...
beri aku secercah cahayaMu
diantara lebatnya belantara pekat gelapkan pandangku
pada maha luasnya padang  keilmuanMu
yang tiada berbatas
...
beri aku panjang nafasMu
untuk aku menyelam lebih dalam di samudera hakikat hikmahMu
yang nampak maupun yang tersembunyi
dari dangkalnya pahamku

Tuhan...
sibakkanlah arahku menujuMu
beri aku kemudahan untuk melangkah
di jalan kebenaranMu

tidakkah kau ingin ?

sahabat...
separah apakah sakit tenggorokanmu
hingga kau hanya mampu menggelengkan kepala
sebagai ungkapan kata...
aku tak ingin mengenang masa laluku

lihatlah, sahabatku...
jarak dan waktu dengan paksa telah memisahkan kita
bukankah kita hanya butuh beberapa tetes peluh
untuk mengungkapkan...
aku ingin mengembalikan keceriaanku

sahabatku...
mari bersama kita tersenyum pada dunia

alang,24082010

hadiah dari teman

Tuhan...
mengapa aku ini berlainan dengan orang lain
setiap kedatangan ramadhan Mu
mereka menyambut dengan gembira
mereka kelihatan ceria...
tapi aku berlainan
kedatangan ramadhan penuh duka
bukan aku benci bulan Mu
yang penuh rahmat dan berkat
tapi aku benci diriku
yang bimbang dalam ramadhan Mu
aku tidak bisa mengisi dengan sebaiknya
aku rasa puasaku tidak sempurna
ampunilah aku Tuhan
aku rasa sembahyangku tidak sah
tarawih dan bacaan do'aku tidak sampai kemana

Tuhan...
itulah yang menyelubungi hatiku
setiap kali kedatangan ramadhan
adakah satu kesalahan ?
ampunkan aku Tuhan
maafkan aku Tuhan
kalau itu satu kesalahan
pimpinlah aku
betulkan sikapku
aku mohon keampunan dari Mu
Tuhan...

ilalang,090810

rindu

bila kemarin...
jarak seakan tertawa congkak
waktu pun berlalu tiada mau tahu
meninggalkan berjuta kisah dan cerita
tentang cinta suka dan duka

tapi kini...
masih adakah arti jauhnya jarak
dan lamanya waktu
saat semua ruang telah dipenuhi dengan rindu
tentang rasa ingin kembali menyatu


  alang, 090810

lembar yang hilang

ada lembar lembar rindu berserak
diantara rak rak hatiku
halaman demi halaman coba aku susun kembali
agar aku temukan kisah sebenarnya
namun...
beberapa lembar telah hilang.
mungkin saja aku lupa menutup jendela waktu itu
hingga angin membawanya terbang entah ke mana
sebuah kesalahan
yang aku sendiri pun sulit memaafkan
ah...
tak mungkin aku merengek pada sang waktu
kembalikan aku pada saat saat itu
aku harus tetap melangkah
membawa kisah
dengan
beberapa lembar telah hilang
...

langkahku

melangkah kaki berbekal sekeping hati
mencari arti disela sela kehidupan ini

ruang demi ruang aku masuki
sisi demi sisi aku telusuri
satu persatu coba aku pahami
untuk menemukan kejujuran hati

aku melihat kekurangan
mungkin saatnya aku memberi
aku melihat kelebihan
mungkin saatnya aku mencari

entah sampai kapan aku tak tahu
terus berjalan iringi bergulirnya waktu

gelombang kehidupan

~
kita bisa menghindari gelombang dengan meninggalkan pantai
tapi kita tak mungkin menghindari angin
kehidupan tak menyediakan ruang untuk sembunyi dari cobaan

karena itu...
songsonglah gelombangmu sepenuh keyahkinan dan kesabaran
lalu menari di atas permukaannya sepenuh harapan
...
gelombang itulah kendaraan yang akan mengantar kita
menuju pantai - pantai yang lebih indah dan permai
...

reuni

menumpuk sudah letih selama ini
sembilan belas tahun telah berlalu
semoga besok kita bisa saling mengobati
dengan menatap wajah - wajah masa lalu

datanglah sahabat - sahabatku...
bersama kita saling melepas rindu
mari kita tunjukkan pada dunia
bahwa selamanya kita adalah saudara

haruskah kita letih menatap jauhnya jarak..?
haruskah kita jenuh menunggu lamanya waktu ?

malang tempo doeloe

kenangan masa kecil muncul semua di situ
dari jajanan, mainan sampai hiburan dan panganan
walau hanya semalam aku menikmatinya
aku benar - benar merasa hidup di masa kecilku.
sejenak aku bisa melukis masa lalu itu
membongkar kenangan yang terpendam
namun....
tetap saja aku tak bisa kesana
dan kini....
telah kembali kudihadapkan pada kenyataan
mengumpulkan kembali serpihan harapan
selamat datang kembali kenyataan....!!

apa hiya ?

langit begitu tenang tampa cahaya bulan
lembut bayu berhembus begitu pelan
tiada gemuruh hujan seperti hari lalu
yang buat aku
hanya bisa termangu

aku melihat satu bintang diantara gelap itu
seakan malu - malu mengintipku
aku bertanya tanya dalam keheningan
apakah padanya
pesan rindumu kau titipkan...?

bapak

sosok yang aku kagumi...
sosok yang aku banggakan...
sosok yang aku hormati...
sosok yang aku sayangi
tergolek lemah di sampingku
serasa ada yang mendorong ingin keluar
dari kelopak mata ini
serasa ada sembilu menyayat hati ini
tak mampu mulutku berbicara
terbata - bata hatiku berdoa
Tuhan...!
dariMu sakit berasal...
padaMu juga penawar Engkau simpan
aku mohon keseimbangan itu
berikanlah kesembuhan padanya...

saat saat indah

saat elang menggores langit
itu sangat indah...
saat perahu membelah samudera
itu juga indah...
saat ular menjalar di bebatuan
itupun sangat indah...
namun saat - saat paling indah
adalah saat saat kau
bersamaku
...

pinta sederhana

nggak banyak yang aku pinta darimu
tolong engkau jahitkan bajuku
yang robek tersangkut paku kemarin
tolong juga pasangkan kancingnya yang terlepas
lalu bila masih ada waktu tersisa
cucikan dan beri wewangian
lantas bila masih ada keikhlasan
seterika baju itu agar rapi kau memandangnya nanti
dan dengan kasih sayangmu
bantu aku memakainya
apakah terlalu banyak pinta itu...?

penantian

antrian begitu panjang
dengan barisan yang acak - acakan
ada yang pasrah menunggu giliran
ada yang berusaha dapat jatah belakangan
ada yang menghiba minta duluan
ada yang menolak dengan segala cara
ada yang berusaha tiada menyadari
walaupun itu pasti semua akan dapatkan
lantas....
haruskah kita berdiam diri menunggu itu...?
apa yang telah kita lakukan selama dalam penantian...?
penantian kematian
menghadap pada Sang Pencipta Semesta

mencari diri

Sekian lama aku berjalan,
Menapaki setiap jengkal kisah hidup.
Menoreh cerita ditiap keloknya.
Inikah tuntutan jiwaku...
Aku belum tahu.
Apakah ini panggilan hatiku...
Akupun masih ragu.
Aku merasa asing
Aku masih terikat
Aku tak dapat berteriak digoa - goa
Aku belum arungi luas samudera
Aku belum daki tinggi gunung
.......
Mungkinkah....
Mungkinkah ruang hidup sisakan waktu,
Buat aku nanti menemukan diriku...

sebatang pohon

Sebatang pohon tumbuh di tengah belantara,
Berdesakan diantara kehidupan.
Beberapa cabang pohon itu patah,
Dia terluka....
Dia berduka, namun dia tak berhenti untuk tumbuh.
Dia terus tumbuh mencapai terang matahari.
Menggapai kehidupan.
Dia berani menghadapi ketidak beruntungan.
Dia tidak menderita dalam ketakutan.
Dia berani bertindak dan berperan,
Menyurutkan masalah yang dihadapi.
Dia adalah sebatang pohon,
yang hidup di tengah belantara.

bilakah dia datang

dia ngerti saat hati berbunga
dia ngerti saat hati terluka
dia ngerti dan selalu tahu
yang bukan hanya sekedar
dia datang obati luka
dia datang membawa bunga
dia datang membawa pelita
dia datang mengisi sepinya hati
dia lengkapi ketidak sempurnaan
dia datang dengan keikhlasanya
dengan ketulusan hatinya
dia datang apa adanya
tanpa ada yang disembunyikan darinya
Tuhan....
Bilakah dia datang padaku...?

luka itu

seandainya pun nanti bisa tercabut belati ini
masih tetap akan meninggalkan luka
tapi haruskah aku biarkan itu terus menikam dada
yang semakin dalam membenam di hati
dan ketika aku ingin berlari kencang untuk menjerit
kau tebas langkah dan suaraku
yang sebenarnya hanya tersekat di leher saja
dengan bara api di mata dan bibirmu
bahkan ketika aku terdiam menahan perih
pun semakin engkau salahkan
aku tak tahu mengapa kau tak pernah peduli
apalagi mau dan bisa mengerti apa yang aku rasakan
sedangkan yang aku tahu
kau tak pernah memperkenalkan kepadaku
indahnya rela dan keikhlasan

wahai bayang

wahai bayang...
mengapa hanya dari jauh saja kau memandang
pada sudut yang remang remang
lalu menghilang

wahai bayang...
jangan kau buat hatiku selalu dalam bimbang
yang telah sekian lama gersang
tiada terbilang

wahai bayang...
bilakah suatu saat padaku kau akan datang
untuk kita saling berbincang
dalam terang

badai

bahkan aku bingung
haruskah aku hancurkan bahtera ini
yang aku tahu telah lama mengalami kebocoran
karena sulit dan seakan tak mungkin bagiku memperbaiki
saat gelombang dan badai tiada henti hentinya
menerpa dan ombang ambingkan arah dan tujuanku
sedangkan penumpang kapal yang lain
hanya menjerit tak mau diam
apalagi berfikir
...

pohon

aku adalah pohon
dengan akar akar adalah masa lalu
cengkeram kuat artikan diriku
sahabatku adalah angin air tanah dan api
menerjemahkan hidupku
pengembaraanku adalah dahan dahan
yang terus menjulang tinggi
menuju cahaya

teganya kamu padaku

kau sudah pasti tahu
telah kusandarkan cinta terakhirku dihatimu
lalu kita ikat janji disitu
tapi sekarang kau buat lain arti diriku
dengan sedikit ruang untukku
dalam hatimu

karena kumencintaimu
aku tak ingin menyakiti dan mengecewakanmu
apalagi pergi meninggalkanmu
tapi mengapa kau menyakiti aku
dengan mengusirku
dari hatimu

ah...teganya kamu

hentikanlah

suaramu mendengung ditelingaku
wajahmu menari nari dipelupuk mataku
mengoyak oyak selimut malamku
teganya kau melakukan ini
padaku...
terus menerus tiada henti
hingga malam pun bergeser menuju pagi
menghalangi aku arungi mimpi
ah...tersiksanya diriku
hentikanlah...
tidakkah kau ingin
agar kita lelap dalam buai mimpi
hanya tentang kau dan aku
hingga terbit matahari
nanti

jejak yang kau tinggalkan

berjalan sendirian
mengukur panjang jalanan tak berujung
menyembunyikan duka pedih
meski tertawa ceria saat kupu kupu menyapanya
namun seringkali menangis tersedu
saat kakinya terantuk batu
pelan dengan sisa tenaga dia terus berjalan
dan di jejak bekas tapak kaki yang ditinggalkannya
aku menemukan doa dan harapan
tiga deret kata sederhana
aku ingin hidup

hampa

hening...
seakan menjelaskan
tentang sunyi dalam keramaian
aku bertemu dengan sepi

senyap...
jujur mengatakan
uraian dari setiap kenyataan
tentang siapa diri ini
...
hampa

toko serba ada

selalu ada yang datang dan pergi silih berganti
pengunjung sebuah toko serba ada
ada yang datang karena butuh sesuatu
ada yang datang karena terpaksa butuh sesuatu
ada yang datang sebagai pengemis, pengamen
pencuri, perampok,penipu atau pun menawarkan jasa
ada yang keluar dari toko dengan wajah berseri seri
karena menemukan sesuatu yang dibutuhkannya
ada yang murung dan kecewa
karena tak menemukan apa yang dicarinya
ada yang keluar dengan cemas
ada pula yang merasa tidak puas
ada yang enggan pulang, padahal mereka punya rumah
pada akhirnya mereka harus pulang ke rumah juga
dengan mimik wajah berbeda beda
ah...
seperti inikah kehidupan
semua terserah Pemilik Toko Serba Ada

tikar pandan

sayang...
terlalu lama kita duduk di beranda
jenuh memandang pelataran
penuh sesak dengan lalu lalang para pejalan
mari gelar kembali tikar pandan kita
yang lama tergulung pilu di sudut kamar
hanya diam saat kita duduk dan bicara berdua
seperti hari hari kemarin
saat aku selalu berbisik padamu
tentang rasa dan makna
sampai kau tertidur di pangkuanku
setelah aku hapus segala ragu
dan gundah hatimu

Jumat, 10 Desember 2010

hanya ada kau dan aku

siapakah yang berdusta
siapakah yang berpura pura
siapakah yang mampu menutupi kenyataan
siapakah yang menyakiti
siapakah yang mampu menahan sakit
siapakah yang bisa tersenyum
siapakah yang berbahagia
siapakah yang menderita
siapakah yang akhirnya menangis
menyalahkan diri sendiri
bukankah hanya ada kau dan aku ?

sifosd,08102010

raga dan rasaku

ragaku...
adalah wujud rupa
yang tertangkap segenap panca indera
adalah seonggok tulang
dan daging yang teraliri darah
yang suatu saat pasti akan terhenti
membusuk terurai menyatu
dengan tanah

rasaku...
adalah keberadaanku
yang menyatakan aku ada
hanya bisa dirasa
adalah jiwa kembara melayang
mencari jawab kapan akan terhenti
menemukan dan larut
dalam makna

rindu,cinta dan sayang ?

ada rasa yang begitu pilu selalu dan selalu
tiada terbendung ingin bertemu
benarkah...
yang orang bilang ini rindu ?

begitu indah nyaman damai dan bahagia
saat saat bersamanya
benarkah...
yang orang bilang ini cinta ?

walau tak kelihatan seakan menghilang
tapi dia selalu datang
benarkah...
yang orang bilang ini karena sayang ?

ah...
inikah yang aku rasa ?

rokok

bersamamu
aku hisap kejenuhan
menghembuskan kejengahan
mengawali pagi
melalui siang hingga sore hari
pun kala sepi malam sunyi
setia kau menemani
beku bibir ini
resah

sederhana

aku tak begitu pandai merangkai kata
untuk bisa buat kau bahagia
aku hanya ingin berbicara yang aku bisa
dengan bahasa yang aku punya
tak seperti mereka yang pandai bermain kata
pun dalam hal aku berdoa
kepada penciptaku dan seluruh jagad raya
aku hanya meminta
Tuhan...
berilah kesembuhan padanya

sifosd,28o92o1o

bangunlah, sayang !

bangunlah sayang
hari sudah menjelang petang
jangan terlalu banyak istirahat siang
banyak waktu terbuang

lekaslah sayang
jangan buat aku mengambang
bagai luka yang semakin meradang
menunggu engkau datang

marilah sayang
kita menari dan berdendang
sebelum malam datang menghadang
agar duka segera hilang

sifosd,26092010

mengapa air mataku menetes, Tuhan ?

Ya Tuhan...
apa yang bisa aku lakukan
agar Kau memberikan kesembuhan
pada dia yang selama ini memaksa tersenyum
memaksa berbagi kelebihannya
sedangkan dia terluka
yang tak ingin banyak orang mengetahuinya
Tuhan...
belum cukupkah kebaikan yang telah ditebarkanya
belum cukupkah air mata yang telah ditumpahkannya
belum cukupkah doa dari banyak jiwa
yang sangat membutuhkan kehadirannya
Tuhan...
andai itu benar
tolong beri waktu lebih lama lagi
untuk aku bisa mengiringi langkahnya
bersama mencari dan menemukan makna hidup
meski di ruang yang berbeda

sifosd,25092010

yang aku tahu darinya

tiada membedakan derajat
dia adalah sahabat yang menjabat erat
mampu berdiri untuk menjelaskan
dan mau menunduk saat mendengarkan

selalu baik dalam bercinta
dia adalah pelaku cinta yang jujur apa adanya
yang menangis saat hatinya terluka
dan tertawa lepas saat hatinya berbunga

Tuhan...
jangan sampai aku melukainya
karena sudah terlalu banyak dia menderita

aku lupa

sering aku...
mencuri curi waktu
untuk sekedar menatap teduh wajah ayu
mencari cari alasan
untuk bisa menikmati manis senyuman
sesekali coba menyapa
agar aku mendengar merdunya tutur kata
ah...
bukankah aku telah berjanji
padamu untuk selalu bisa mengerti
merelakan kebahagiaanmu
bersama seseorang yang telah dipilih Tuhan untukmu
menyayangi dan melindungi kamu

maafkan aku...
aku memang pelupa

sahabat itu

sahabat itu...
bukan berjalan seperti gunting
meski lurus tapi memisahkan yang menyatu

sahabat itu...
seperti jarum yang menusuk dan menyakitkan
tapi menyatukan yang terpisah

sahabat itu...
terkadang keras dan kasar dalam berucap
namun tiada niat melukai
saling mengingatkan, peduli dan tiada iri hati
selalu berbagi suka dan duka
belajar mengerti dan saling memaafkan
...
marhaban ya ramadhan
mohon maaf lahir dan batin, sahabatku...

sang ilalang, 1 Syawal 1431 H

dan aku percaya

bagai arca
penghuni stupa candi candi batu
yang tak bersuara dalam paksa
aku menyadari...
ketika lonceng waktu tiada henti bercerita padaku
tentang kamu
tentang doa yang sama
tentang janji yang telah kita ucapkan dahulu
dan aku percaya...
semua masih tentang kita

air mata

mendekatlah padaku
kan kuhapus air menggenang dimatamu
agar jelas kau menatap
wajahku...
tak akan pernah aku biarkan duka
membuat kabur pandangmu
terhadapku...
percayalah pada jujur tatap mata itu
aku masih dan akan selalu ada
untukmu...

aku rela dan percaya

kemarin...
aku melihat kau
bersama seseorang yang telah Tuhan pilihkan untukmu
pendamping jalani hari harimu

sungguh aku rela
kau sangat bahagia bersamanya
aku pun sangat percaya kau damai dalam lindunganya

Tuhan...
lindungilah selalu mereka
dan hentikanlah
sesuatu yang saat ini mengalir dari kedua mataku

aku dan tentang kamu

kau boleh bilang
jangan pernah memikirkan aku
tapi...setelah bisa kau pecahkan kepalaku
agar terhapus bayangmu dari anganku

kau boleh berpesan
agar aku melupakan kamu dari hidupku
tapi...setelah kau belah dadaku dan ambil jantungku
agar bisa kau hapus namamu di situ

kau pun boleh mengancam
akan berlalu pergi meninggalkan aku
tapi...lihatlah dulu disekeliling tanah pekuburan itu
sudah adakah nisan yang bertuliskan namaku

seonggok sampah dipinggir jalan

jangan hanya lewat
mengumpat...
tapi mendekatlah
pada busuk hujat menyengat
singgasana sejuta serapah termuntahkan
lalu dengarkanlah...
diantara dengung kerumunan lalat
...
sayup lirih nyanyian
seonggok sampah dipinggir jalan
syairnya penuh harap
berubah menjadi bunga harum mewangi

tanpa kau beri tahu aku

andai saja tak kau katakan semua padaku
tentang cerita dalam mimpi itu
aku akan tahu
bukankah kita mengunjungi alam yang sama ?

bahkan disaat saat kau tak menatap diriku
tentang khawatirmu padaku
aku pun akan tahu
lupakah kau bila kita hidup di hati yang sama ?

kebebasan

kebebasan
masih menjadi mimpi
dari banyak jiwa terpenjara
bersuara tanya dibalik basah air mata
selalu bergetar dalam ragu
kapan dan mungkinkah
kebebasan tersenyum dan menyapa
lalu kembali hempaskan tubuh rapuh
hingga mencium bau tanah
entah sampai kapan

maaf...aku sangat kecewa

aku tahu...
kita nggak pernah ucap janji
pun juga tidak menanda tangani
sebuah ikrar diselembar kertas putih
yang berisi apa yang mesti kita jalani

tapi tahukah kau...
bukankah kita telah tentukan hari
sepasang angka penanda telah kita lingkari
dari banyak celah yang telah kita pilih
diujung waktu setelah sekian lama menanti

haruskah berubah yang telah kita sepakati
atau bahkan mesti kita hapus dari hati
seolah tak pernah ada cerita ini
bila harus aku melalui
tanpa dirimu

namamu

seperti tak pernah berakhir
tuk sebut namamu dalam rinduku
tuk menepis raut wajahmu dari batas anganku
sungguh aku sayang padamu
kasihku...
di setiap tepian doa malamku
kutebar butir waktu dengan segenap asa
semoga rindu kita bersatu
senantiasa.

sayang

sayang...

lihatlah
pada jalinan yang pernah kita bentang
sadarilah
bila kini seakan-akan telah renggang

lupakah
kau pada janji di ujung tali yang kau pegang
ataukah
tanganmu telah terluka dan meradang

mungkin kau tak tahu

aku tahu...
kau berlari sembunyi
lalu meninggalkan pintu
yang sengaja tak kau kunci

dan aku tahu
dibalik jendela itu
ada desah nafas berpacu
dan detak jantung menggebu

aku selalu tahu
semua tentang kau
karena kau...
tak pernah lepas dari tatap mataku

perjalanan

kuberjalan
menyusuri kehidupan
terkadang menghormat pada langit
tak jarang membelai bumi
...
terus aku berjalan
sepenuh hati dan keyahkinan
terkadang tersandung merasa sakit
tak jarang diam menghayati
...
masih terus aku berjalan
menatap lurus jauh kedepan
menuju garis batas bumi dan langit
kuyahkin ada harapan menanti
... 

aku mau menjadi aku

coba kau pikir...
andai kau
menjadi seperti apa yang aku mau
tidak mungkin kan ?
jadi...
mana mungkin
aku menjadi seperti yang kau mau
sedangkan untuk menjadi diri sendiri
belum mampu aku penuhi
keinginan hatiku
...
dan aku bertanya padamu
bolehkah aku menjadi diri sendiri ?

bodoh

di depan kaca
dengan mata berkaca kaca
aku coba mengenali
sosok yang aku pandangi
...
ku hela nafas
aku mendengus...
aku menuding bayang itu
lirih...
sedikit angkuh aku berucap
kau masih terlalu bodoh
lihatlah dirimu...
masih banyak kekuranganmu
segeralah menyadari
dan perbaiki
sebelum kau melangkah lagi
...

resah

apa yang mesti aku lukiskan
deru ombak...
atau nyanyian camar...
semua adalah resah jiwa
dan aku terasing sendiri

mestinya aku kayuhkan sampan
tapi apa yang mesti aku jelang
sedang jiwa yang rapuh ini
senantiasa sepi dan sendiri

aku simak nyanyian alam
isak tangis yang kelam
aku rekam suara malam
hanyalah senandung yang rawan

lantas...
apa yang mesti aku lakukan di sini

aku tak peduli

matahari sudah kau tutupi
rangkul pula badai
aku sudah letih terus berlari
dibalik awan kau masih sembunyi

kan kusambut hadirmu
hujam aku dan sekitarku
cabut pula akarku
lalu seret aku dideras banjirmu

aku sudah tak peduli...
akan kemana kau bawa aku nanti
entah bisa aku meliuk lagi
atau kan mati
...
seekor anak angsa merintih
dan terpaksa dalam semarak bunga
nyala api di matanya
padam sebelum menyala
...
kita adalah dua anak angsa mengarungi samudera
yang telah diciptakan dulu...
dalam hati
bersama sama pergi mencari do'a
mencari cinta
meski belum pernah berjumpa
...
kita memang dua anak angsa
yang merintih dan terpaksa

kau jadi rinduku

sejuknya desah angin senja
menghantar kehadiranmu di hatiku
lewat pesona hati yang kau taburkan
dengan keluhuran nikmat cinta kasih
cahaya hati yang padam kau nyalakan
sejuta duka pun terhapuskan
kau...jadi rinduku
...
jalanan panjang didepanku
mampu kutempuh karena hadirmu
peranmu dalam jiwaku
menjemput angan dihati tuk bersatu
curahkanlah kata hatimu
agar terhapus segala raguku
jujurlah pada hatimu itu pintaku

diary lamaku

aku obrak - abrik tumpukan buku - buku
dalam gudang pengap berdebu
mencari lembar demi lembar masa lalu
tiada sia - sia perjuanganku
...
setumpuk buku teronggok pilu
belasan tahun telah berlalu
kau masih bersabar menungguku
tuk kembali dalam dekapanku
...
terima kasih Tuhan...
aku bisa membuka kembali lembaran itu
yang menceritakan kisah hidupku dimasa lalu
...

semoga hanya malam ini

ingin aku bercerita pada sunyi sepi
tentang apa yang aku rasa saat ini
tentang resah dan galau hati
tapi mungkinkah malam mengerti
...
sedangkan senyapnya menyimpan cerita
dari berjuta anak manusia
adakah tersisa sedikit ruang untukku
untuk aku berbagi kisah hidupku

aaah...
biarlah sesaat aku begini
semoga esok cerita kan berganti

buat apa kita bersedih

di saat terjatuh boleh kita mengaduh
tapi bukan berarti harus mengeluh
yakinlah kita bisa berdiri lagi dengan kukuh
bukankah kita tidak lumpuh...?

di saat letih tak harus kita merintih
kita masih bisa berjalan walau tertatih
kita masih punya tangan untuk meraih
jadi buat apa kita bersedih...?

di saat sendiri jangan kita bersedih hati
kita masih punya mulut untuk bernyanyi
yakinlah masih ada sahabat
dengan kedua tangan yang siap berjabat

sanggupkah kau ?

jilati aku dengan lidah apimu
agar cair segala bekuku
getarkan aku dengan suaramu
agar pecah diri yang membatu
...
belai aku dengan senandungmu
agar luruh segala gundahku
semoga masih tersedia ruang di hatimu
untuk aku kembali menjadi mataharimu.
...
aku hanya ingin tahu kejujuranmu
sanggupkah kau jalani waktu tanpaku ?

aku belum utuh

wahai Penguasa kahyangan...
haruskah aku mencium seribu bidadari
agar aku bisa menemukan
bagian jiwaku yang hilang
isyaratkan padaku
bila satu diantaranya
adalah jawab dari tanyaku...
karena nanti...
kuingin membawa seutuhnya diriku
saat aku memasuki istanaMu...

aaargh...

terbujur kaku...
terlindas waktu...
tiada bergerak...
apa lagi berteriak.
walau perih...
tak mampu merintih...
hanya memaki...
di dalam hati
...

hanya sesaat

sempat aku merasa letih menatap hari depan
saat aku terlarut dalam kenangan masa lalu
kutatap wajah yang bukan hanya bayangan
dari belasan tahun yang telah berlalu

Ya Tuhan...
bayang itu ternyata masih ada
aku sempat menjamahnya dalam bentuk nyata
bukan hanya mimpi atau sebuah ilusi
sungguh aku telah sempat menikmati
...
selamat malam, sahabatku
pulaslah kau nanti dalam tidurmu
semoga nanti kan terlupa segala kenangan
agar kembali bisa kita menatap masa depan
...

pada kupu kupu kutitipkan rindu

mungkin saat ini kau di taman bunga
yang biasanya selalu kamu datangi
di saat hatimu bersuka
maupun di saat bersedih hati
.....
kamu pun berteduh di bawah flamboyan
tempat kau merenung tentang kehidupan
kau pasti melihat kupu - kupu hinggapi bunga
menyentuh serbuk sari begitu lembutnya.
....
dan kau pun segera menyadari
bila kupu - kupu itu lalu menyapamu
dia membawa pesan dari sekeping hati
yang saat ini sangat merindukanmu

dalam diam kumencari

memang saat ini tiada sepatah kata
namun hatiku telah banyak bicara
tentang saat ini esok dan lusa nanti
tentang janji kita di kemarin hari

percayalah aku tak pernah melupakan
tiap kata yang pernah aku bisikkan padamu
simpan selalu dan jangan pernah abaikan
yang dulu pernah aku titipkan di hatimu

aku bukan tertidur atau tiada menyadari
dalam diamku aku masih terus mencari
di kedatanganmu nanti kan kupersembahkan
yang mereka menyebutnya buah dari penantian

kau

sejenak kucoba tuk hentikan nafasku
kucoba menutup mata dan telinga
kucoba juga membungkam mulutku

namun...
tahukah kau ?
ternyata aku tak mampu

karena kaulah nafas yang selalu kuhirup
kau bayang yang selalu menari diangan
kau suara merdu yang selalu menyapa
dan bibirku selalu desahkan namamu.

kau...

buat adikku

Tuhan...
karena Kau Maha Segalanya
kupinta segalanya hanya padaMu
...
lewat oksigen yang dihirupnya
hembuskanlah kesejukan dijiwanya
lewat jarum yang menusuk nadinya
alirkanlah kehangatan diraganya
...
lewat butir butir yang ditelannya
usirlah virus virus yang menghampirinya
lewat tangan tangan yang merawatnya
sampaikanlah kasih sayangMu kepadanya
...
Tuhan...
aku sangat sayang padanya
aku akan selalu melindunginya

aku ingin lebih lama lagi
melihat dia bahagia
aku ingin lebih lama lagi
dia menikmati hidupnya

kabulkanlah, Tuhan...

dingin rinduku

sungguh pasangan yang serasi
hari yang dingin berhias gerimis
dari hati yang lama menanti
terasa hujan mewakili tangis
...
dan akhirnya hanya lewat sajak
aku mengungkapkan segala sesak
bak pepohonan yang terkulai sayu
rindu ini makin terasa pilu
...
hei kau wanitaku...!
bukan hujan yang buatku dingin
bukan pula hembusan angin
dengarlah aku sangat merindumu

aku selalu bertanya

aku selalu bertanya
mengapa kau menangis
mengapa kau bersedih dan berduka
di saat kau tertawa bahagia
pun aku selalu bertanya
...
karena aku tak ingin
terlewatkan walau hanya sesaat
aku tak mengerti dirimu

karena aku tak ingin
kamu terjatuh sedikit saja
saat aku berpaling darimu
...
aku memang selalu bertanya
semua tentang kamu

rangkuman warna dunia

saat aku larut dalam kata
aku melihat maya dalam nyata
suka duka tangis dan tawa
hiasi tiap baitnya

ada ungkap berpasrah
dan ada juga amarah
tertata sedemikian indah
sedang hati dalam gundah

duhai untaian kata
sungguh aku melihatmu dalam nyata
kau mewakili dunia
yang ingin semburatkan warna.

kala aku bertandang

pelan - pelan aku berjalan
sesekali aku berlari
merangkak dan sembunyi
kadang aku merangkul, menuntun
tak jarang pula aku mengikuti.

ruang demi ruang aku masuki
wajah demi wajah aku sapa
kisah demi kisah aku temui
hingga kucoba selami berbagai hati

aku datang dengan kesederhanaan
aku datang tawarkan kehangatan
aku datang untuk melengkapi
kisah hidup yang belum mereka temui

aku mencoba hapuskan kemunafikan
aku ingin menyibak tabir kepalsuan
aku hanya ingin kenyataan
karena...inilah kehidupan

jika ini cintamu

mengapa disaat aku jauh darimu
tak kau buat aku rindu kehangatanmu
tak kau cipta syair syair syahdu untukku
tak bercerita kau tentang indah malam itu

tapi...
kau buat aku marah padamu
kau kirim kata yang menghujam hatiku
kau gores bait yang buatku sakit
kau tulis cerita yang buatku luka

mengapa tega kau ucap itu...?
jika ini cintamu

aku hidup

nyata kulihat dengan mata
jelas berbentuk rupa saat kuraba
kutangkap suara dengan telinga
aku menjilat segala rasa
.....
dan pembauku mencium aroma
lalu kuhayati dalam hati.
....
pada kehidupan aku menemukan hidup

tolong beri judul

andai nanti aku bisa temui dirimu
yang bukan sekedar bayangan semu
semoga sang waktu beri jawabannya
karena telah aku rangkum semua tanya

entah apa yang nanti aku katakan,
saat Tuhan jadikan dirimu kenyataan.
aku hanya ingin menengok hatiku,
yang dulu pernah aku titipkan di ragamu

adakah ?

adakah sajak indah selain sungging senyummu..?
adakah yang lebih haru dari pintamu...?
adakah nada yang lebih merdu dari sapamu...?
adakah yang lebih biru dari rinduku padamu..?
adakah yang lebih indah selain saat bersamamu...?
bisakah kau memberi jawaban...?

aku

aku bukanlah penulis yang pandai menggoyangkan pena
atau perayu yang mengharu biru lewat rangkaian kata
aku hanya menyampaikan pesan dari hati yang bicara
aku hanya mengeluarkan sesak yang ada di dalam dada
aku hanya manusia yang sesaat meronta lewat kata
aku hanya berusaha melukiskan kisah suka dan duka
menjadi sebuah cerita yang sederhana
aku hanya ingin menjadi bagian dari kisah dunia
walau hanya lewat barisan kata - kata

haruskah

hatiku telah memutuskan
dan jiwa pun telah berpesan
tak sekali akan aku sesali
segala apa yang telah jadi pilihan hati
sayang...
mengapa sanggup kau ucap seperti itu
tentang tangis dan penyesalan
yang hanya akan membuat aku rapuh
bukankah kemarin sering kau katakan
tentang ketabahan dan keikhlasan
tentang gairah hidup yang bergelora
cerita indah hanya tentang kita
hanya karena mendung kemarin
haruskah semua berubah

bisik harap

hatiku berbisik begitu lirih
dan aku sangat mengerti
namun tiada mampu aku mengubahnya
menjadi sebuah rangkaian kata - kata
seperti ungkap yang tak tersampaikan karang
pada ombak yang selalu menerpanya
yang jadikanya indah dipantai terjal
seperti pohon nyiur yang diterpa angin
dihamparan putihnya pasir pantai
yang jadikanya menari gemulai
sungguh....
semua telah menjadi indah
saat kau kaitkan harap dipundakku

dia

Meski dia tak pernah datang
Seperti bintang, dia akan selalu bersinar
Meski hanya berkedip di kejauhan
Dan meski kadang sinarnya tak tampak
Tapi dia akan tetap terus ada..
Untukmu...

sebatang ilalang

aku tak bisa terbang seperti burung
yang tak mengenal jarak dan waktu
aku tak bisa berlari seperti singa
yang dengan garang menerkam mangsa

aku hanyalah sebatang rumput liar
yang meliuk menari dikebun yang bertuan
keindahan dunia luar hanyalah cerita
dari burung yang beceloteh dipohon perdu

aku hanya sebatang rumput liar
yang menancap kuat dipinggir sungai
temanku angin, embun pagi dan matahari
gemericik air dan juga debu.